Selasa, 12 Juni 2012


ILMU TEKNOLOGI PANGAN
BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
SIKLAMAT
Dosen Pengampu : Fitriyono Ayustaningwarno S.TP, M.Si


 







disusun oleh :
Syifa Vaozia    (22030111130045)



PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Saat ini bahan tambahan makanan tidaklah asing didengar. Dengan semakin majunya zaman, pengolahan bahan makanan dituntut untuk semakin cepat dalam pengolahan dan tetap memiliki rasa yang enak.
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Ada banyak jenis bahan tambahan makanan, seperti Antioksidan , Antikempal, Pengatur Keasaman, Pemanis Buatan  ,Pemutih dan Pematang Telur,Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental  ,Pengawet,Pengeras , Pewarna, Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Enhancer), Sekuestran.
Diantara bahan tambahan makanan yang banyak digunakan pedagang adalah pemanis.Pemanis merupakan komponen bahan pangan yang umum. Pemanis termasuk Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah pemanis pengganti gula (sukrosa) atau biasa disebut pemanis buatan. Pada dasarnya pemanis buatan merupakan senyawa yang secara substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30 sampai dengan ribuan kali lebih manis dibandingkan sukrosa. Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, penggunaan pemanis buatan dalam produk hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit hingga dapat dikatakan rendah kalori atau tidak mengandung kalori.Siklamat merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang diperbolehkan untuk digunakan pada bahan makanan. Biasanya siklamat digunakan pada makanan seperti saus, es lilin, minuman ringan ,minuman yogurt berkalori rendah, es krim, es puter dan lain sebagainya.





1.2.    Rumusan Masalah
1.2.1.       Apa yang dimaksud dengan siklamat?
1.2.2.       Apa saja jenis makanan yang menggunakan siklamat?
1.2.3.       Apa resiko kesehatan dari siklamat?
1.2.4.       Bagaimana regulasi siklamat?

1.3.    Tujuan
1.3.1.       Mengetahui pengertian dari siklamat
1.3.2.       Mengetahui jenis makanan yang menggunakan siklamat.
1.3.3.       Mengetahui resiko kesehatan dari siklamat
1.3.4.       Mengetahui regulasi dari siklamat.

1.4.    Manfaat
Mengetahui keuntungan dan kerugian dari menggunakan siklamat.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Definisi Siklamat
 





Gambar .1  Siklamat (Bararah, et all, 2008)

Siklamat memiliki nama dagang yang dikenal sebagai Assugrin,Sucaryl, Sugar Twin dan Weight Watchers. Siklamat lebih banyak digunakan oleh produsen tingkat industri besar, disebabkan sifatnya yang tidak menimbulkan ‘after taste’ pahit serta sifatnya yang mudah larut dan tahan panas, sehingga banyak digunakan terutama dalam produk-produk minuman ringan.1 Siklamat diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada tahun 1950 an.5
Siklamat pertama kali ditemukan tahun 1939 dan diperbolehkan untuk digunakan kedalam makanan di U.S.A. pada tahun 1950. Dilanjutkan dengan pengujian dalam keamanan untuk senyawa yang muncul ditemukan pada tahun 1967 bahwa siklamat dapat merubah usus ke cyclohexylamine dimana dapat menimbulkan karsinogenik. Rupanya, hanya beberapa individu yang memiliki kemampuan untuk merubah siklamat ke cyclohexylamine (Deman, 1980).
Siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis. Kombinasi penggunaan siklamat dengan sakarin dan atau acesulfame-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan pengawet. Pemberian siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan kerusakan genetik dan atropi testikular. Informasi yang dikumpulkan oleh CCC (Calorie Control Council) menyebutkan bahwa konsumsi siklamat tidak menyebabkan kanker dan non mutagenik. Pada tahun 1984, FDA menyatakan bahwa siklamat tidak bersifat karsinogenik.2
Meskipun FDA, JECFA dan CAC menyatakan bahwa siklamat aman untuk dikonsumsi, namun Kanada dan USA tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan pangan (BPOM, 2008).
Tidak seperti sakarin, siklamat berasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang disenangi. Bersifat mudah larut dalam air dan intensitas kemanisannya ± 30 kali kemanisan sukrosa. Dalam industri pangan natrium siklamat dipakai sebagai bahan pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi (non-nutritive) untuk pengganti sukrosa. Siklamat bersifat tahan panas, sehingga sering digunakan dalam pangan yang diproses dalam suhu tinggi misalnya pangan dalam kaleng (BPOM, 2004).


Gambar 2.Bubuk siklamat 8

Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rasanya enak (tanpa rasa pahit) tetapi siklamat dapat membahayakan kesehatan. Hasil penelitian bahwa tikus yang diberikan siklamat dan sakarin dapat menimbulkan kanker kantong kemih. Hasil metabolisme siklamat, yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, ekskresinya melalui urin dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang baru menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli Academy of science pada tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat maupun turunannya (sikloheksiamin) tidak bersifat karsinogenik, tetapi diduga sebagai tumor promoter. Sampai saat ini hasil penelitian mengenai dampak siklamat terhadap kesehatan masih diperdebatkan ( Sitorus, 2009). 6
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam pangan dan minuman berkalori rendah dan untuk penderita diabetes mellitus adalah 3g/kg bahan pangan dan minuman. Dan menurut WHO, batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan. Adanya peraturan bahwa penggunaan siklamat dan sakarin masih diperbolehkan, serta kemudahan mendapatkannya dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan gula alam. Hal tersebut menyebabkan produsen pangan dan minuman terdorong untuk menggunakan kedua jenis pemanis buatan tersebut di dalam produk.6

2.2.    Jenis Bahan Makanan yang Menggunakan Siklamat


Gambar 3. Makanan bersiklamat10
Siklamat sering digunakan oleh pedagang makanan atau minuman.Makanan atau minuman yang biasa menggunakan siklamat adalah:4
2.2.1     Saus
2.2.2     Es lilin
2.2.3     Minuman ringan
2.2.4     Minuman yogurt berkalori rendah
2.2.5     Es krim
2.2.6     Es puter dan sejenisnya
2.2.7     Serta jem dan jeli berkalori rendah
2.2.8     Permen berkalori rendah
2.2.9     Permen karet dan minuman ringan fermentasi berkalori rendah.

2.3.    Resiko Kesehatan pada Penggunaan Siklamat
Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dan rasanya enak , tetapi siklamat dapat membahayakan kesehatan jika digunakan berlebih. Penelitian menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom. Penelitian dilakukan oleh para ahli Academy of Science pada tahun 1985 melaporkan bahwa siklamat maupun turunannya (sikloheksiamin) juga diduga sebagai tumor promoter (Cahyadi,2008)
Selain itu, siklamat memunculkan banyak gangguan bahi kesehatan, diantaranya tumor, migraine, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan dan kanker otak (Indriasari, 2009). 2
Pemberian siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan kerusakan genetik dan atropi testikular. Informasi yang dikumpulkan oleh CCC (Calorie Control Council) menyebutkan bahwa konsumsi siklamat tidak menyebabkan kanker dan non mutagenik. Pada tahun 1984, FDA menyatakan bahwa siklamat tidak bersifat karsinogenik.8

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan sebenarnya siklamat dan sakarin hanya boleh digunakan dalam makanan yang khusus ditujukan untuk orang yang menderita diabetes atau sedang menjalani diet kalori.3
Penggunaan pemanis buatan seperti siklamat dalam takaran yang berlebih dapat menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan manusia oleh sebab itu penggunaannya dalam produk-produk makanan dan minuman harus diwaspadai5

2.4.    Regulasi dalam Menggunakan Siklamat
Salah satu aspek keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan yang dikonsumsi memenuhi standar dan persyaratan penggunaan bahan tambahan makanan . Salah satunya adalah penggunaan siklamat pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) tidak boleh melebihi batas maksimum yang diizinkan. Untuk melindungi konsumen dari penggunaan siklamat pada pangan, Pemerintah Indonesia telah mengatur penggunaan bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Per/Menkes/1988 tentang bahan tambahan makanan mengenai penggunaan siklamat dalam pangan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.722/Menkes/Per/IX/88, sebenarnya siklamat dan sakarin hanya boleh dalam pangan yang khusus ditujukan untuk orang yang menderita diabetes atau sedang menjalani diet kalori.
Pada tahun 1969,FDA melarang penggunaan siklamat, karena sering dicampur dengan sakarin, dan ketika diberikan pada hewan percobaan terlihat ada indikasi menyebabkan kanker, meskipun hasil penelitian ulang tidak terbukti ( Syah, et al 2005) namun, sampai saat ini FDA masih menunda pengaturan siklamat. Siklamat dapat dimetabolisme menjadi sikloheksilamin, suatu senyawa yang dilaporkan lebih toksik dari siklamat sendiri. Pada percobaan menggunakan tikus dan anjing, sikloheksilamin dilaporkan menyebkan atropi testis dan mengganggu spermatogenesis (Renwick,1986).7
Namun demikian penelitian yang mendasari timbulnya larangan penggunaan siklamat tersebut mendapat banyak kritikan. Jumlah (konsentrasi) siklamat yang digunakan untuk uji toksisitas, karsinogen maupun mutagen dilakukan dengan menggunakan dosis yang sangat tinggi dan tidak mungkin terjadi pada praktek sehari-hari. Selain itu data-data pengujian siklamat pada Beberapa hewan percobaan tidak menunjukkan efek yang merugikan dalam dosis kecil setiap harinya (Mitchel, 2006). Oleh karena itu WHO masih memasukkan siklamat sebagai bahan tambahan pangan (BTP) yang diperbolehkan (Albiner S, 2002) selama penggunaannya sesuai dengan ketentuan acceptable daily intake (ADI). Pada akhirnya, Joint Expert Comitte on Food Additives (JECFA) menetapkan ADI untuk siklamat sebesar 11 mg/kg bb/hari (Watson, 2001).7
Di Indonesia penggunaan siklamat untuk dikonsumsi telah diatur oleh Badan POM dalam Peraturan Teknis Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan (BPOM, 2004). Aturan ini membahas batas penggunaan maksimum siklamat untuk tiap katagori pangan dengan mendasarkan perhitungannya pada Acceptable Daily Intake (ADI). Sebagai lembaga yang berwenang dalam hal pengawasan obat dan makanan yang beredar dipasaran Indonesia, serta memperhatikan aspek keamanan terhadap penggunaan bahan pemanis sintetis, Badan POM menegaskan pada setiap industri yang akan menggunakan siklamat sebagai pemanis harus mencantumkan laporan hasil uji siklamat yang dilakukan oleh lembaga (Laboratorium pengujian) terakreditasi.
Di Indonesia saat ini terdapat dua regulasi utama yang berbeda terkait dengan penggunaan siklamat yaitu permenkes No.722 tahun 1988 tentang bahan tambahan Makanan dan SK Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan (tahun 2004). Hal pokok yang berbeda pada kedua aturan tyersebut adalah untuk 722/88 penggunaan siklamat hanya dibatasi untuk makann kalori rendah, sedangkan untuk 454/2004 tidak dibatasi hanya untuk makanan kalori rendah.9
Batasan Penggunaan Siklamat 2

Siklamat (serta garam natrium dan garam kalsium)
Makanan berkalori rendah:

a.    Permen karet
500mg/kg dihitung sebagai asam siklamat
b.    Permen
1g/kg dihitung sebagai asam siklamat
c.    Saus
3g/kg dihitung sebagai asam siklamat
d.    Es krim dan sejenisnya
2g/kg dihitung sebagai asam siklamat
e.    Es lilin
1g/kg dihitung sebagai asam siklamat
f.     Jem dan jeli
1g/kg dihitung sebagai asam siklamat
g.    Minuman ringan
1g/kg dihitung sebagai asam siklamat
h.    Minuman yogurt
1g/kg dihitung sebagai asam siklamat
i.      Minuman ringan terfermentasi
500mg/kg








BAB III
PENUTUP
3.1.        Kesimpulan
Siklamat atau asam siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis. Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 30 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Kombinasi penggunaannya dengan sakarin dan atau asesulfam-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan pengawet.
Siklamat sering digunakan oleh pedagang makanan atau minuman. Makanan atau minuman yang biasa menggunakan siklamat adalah Saus, es lilin,minuman ringan,minuman yogurt berkalori rendah,es krim,es puter dan sejenisnya, serta jem dan jeli berkalori rendah, permen berkalori rendah,permen karet dan minuman ringan fermentasi berkalori rendah
Pemberian siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan kerusakan genetik dan atropi testikular.
Terdapat dua regulasi utama yang berbeda terkait dengan penggunaan siklamat yaitu permenkes No.722 tahun 1988 tentang bahan tambahan Makanan dan SK Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan (tahun 2004).

3.2.        Saran
Dalam penggunaan bahan pemanis buatan seperti siklamat sebaiknya sesuai dengan batasan yang dianjurkan. Karena apabila lebih dari batasan dapat berbahaya bagi kesehatan.



DAFTAR PUSTAKA

1.    R Silalahi.Bab II Tinjauan Pustaka.[internet].2011.[update 2011;cited 2012mai 30].Available from:
2.    Pengertian Bahan Tambahan Pangan.[internet].2012.[update 2010 April 18;cited 2012 Mai 31] Available from
http://duniaveteriner.com/2010/04/pengertian-bahan-tambahan-pangan/print
3.    Fadil Sudiarto.Bahan Tambahan Pangan (Food Additive).[internet] Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biochemistry/2035310-bahan-tambahan-pangan-food-additive/#ixzz1wO641Z91
4.    Febrianggara.Hidayat Akbar.Mahani Daninda.Laporan Kimia Analisa Terapan Analisa Pemanis Buatan (Sakarin dan Siklamat pada Minuman Cup).[internet].2012.[update 2012 Mai 28;cited 2012 Mai 30] Available from
5.    Haris Tugas Zat Kimia Sintetik Sebagai Perbaikan Sifat Fisik Makanan (Pemanis).[internet] 2012 [update 2012 Mach 23; cited 2012 Mai 30] Available from
6.    Wisnu Cahyadi. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.Jakarta. PT.Bumi Aksara.2008
7.    Yus Maria Novelina. S.Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar Senyawa.[internet].2012.[update 2012 April 09;cited 2012 Mai 30] Available from

8.    Siklamat Dalam Minuman Ringan.[internet]2009 [update 2009 Nov 19;cited 2012 June 12]Available from
 http://ahsanmiftah.wordpress.com/siklamat-aspartamedan-sakarin/
9.    Pendahuluan.Institut Pertanian Bogor.
10. Food Drink Sir Jus.[internet]2011[update 2011 Dec 15;cited 2012 June13] Available from
http://www.realduakelinci.com/wp-content/uploads/2011/12/SirJus-PNG-350x283.png