TUGAS MIKROBIOLOGI PANGAN
SPECIES FOODBORNE AGENT (Streptobacillus moniliformis)
Dosen Pengampu : Fitriono Ayustaningwarno. S.TP.,M.Si.
disusun Oleh:
1. Syifa Vaozia 22030111130045
2. Desy Restu 22030111130047
3. Devy Sukma 22030111130048
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri merupakan makhluk hidup yang terdapat dimana-mana. Dalam udara yang kita hirup, di tanah yang kita pijak dan tentu saja di dalam tubuh kita. Bahkan sebenarnya, kita sepenuhnya hidup ditengah-tengah dunia bakteri yang tidak tampak. Bakteri adalah organisme bersel satu yang terlalu kecil untuk dapat dilihat kecuali dengan bantuan mikroskop. Mereka berukuran micron (1/1000 mm). Seperti juga makhluk hidup lain, bakteri membutuhkan makanan, air dan suhu yang sesuai untuk hidup dan berkembang biak. Kita tidak dapat secara langsung melihat, mendengar ataupun merasakan kehidupan bakteri ini, tetapi mereka mempunyai berbagai cara supaya kehadirannya dapat dirasakan.. Banyak bakteri yang tidak berbahaya, beberapa bermanfaat bahkan ada yang memegang peranan penting bagi kesehatan kita. Akan tetapi, ada juga bakteri yang berbahaya, yang kita sebut pathogen yang merusak makanan, mengakibatkan keracunan, atau yang membuat sakit. Salah satu jenisnya adalah Streptobacilus moniliformis.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan bakteri ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan bakteri patogen ?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis bakteri patogen ?
1.2.4 Bagaimana kehidupan Streptobacilus moniliformis ?
1.2.5 Apa bahaya dari Streptobacilus moniliformis dalam kehidupan manusia ?
1.2.6 Bagaimana pengobatan terhadap infeksi Streptobacilus moniliformis ?
1.3 Tujuan
1.2.1 Mengetahui definisi bakteri
1.2.2 Mengetahui definisi bakteri patogen
1.2.3 Mengetahui jenis-jenis bakteri patogen
1.2.4 Mengetahui kehidupan Streptobacilus moniliformis
1.2.5 Mengetahui bahaya dari Streptobacilus moniliformis dalam kehidupan manusia
1.2.6 Mengetahui pengobatan terhadap infeksi Streptobacilus moniliformis
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan, yaitu metode pustaka dan studi literatur. Dimana kami mencari dan mengumpulkan informasi dari buku, jurnal maupun sumber-sumber lainnya seperti dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bakteri
Bakteri berasal dari kata Latin yaitu bacterium (jamak, bacteria) yang artinya adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa membran inti, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri merupakan prokariota sebab memiliki sel yang lebih sederhana, berbeda dengan organisme lain yang memiliki sel yang lebih rumit yang disebut eukariota. Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar dan berada dimana-mana, di tanah, air, bahkan ditubuh makhluk hidup.1
Bakteri hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop karena ukurannya yang sangat kecil. Bakteri pada umumnya mempunyai ukuran sel 0,5 - 1 μm kali 2,0 – 5,0 µm. Tetapi ada juga bakteri yang berukuran relatif besar dengan diameter sekitar 5 µm, berukuran sedang seperti bakteri patogen penyebab tifus dan disentri yang mempunyai ukuran 0,5 – 1 µm kali 2 -3 µm. Yang berukuran sangat kecil seperti mikoplasma mempunyai ukuran diameter 0,1 – 0,3 µm.2
Bakteri terdiri dari berbagai macam bentuk yaitu :
a. Bentuk bulat atau kokus (jamak:koki)
Bentuk bakteri seperti bola-bola kecil, golongan ini tidak sebanyak bentuk basil.
b. Bentuk batang atau basilus (jamak:basili)
Basil berbentuk seperti tongkat pendek, agak silindris. Bentuk basil mendominasi sebagian besar bakteri.
c. Bentuk spiral.
Bentuk spiral adalah bakteri yang berbentuk seperti spiral, atau panjang berbengkok-bengkok. Golongan ini tidak banyak bila dibandingkan dengan basil dan kokus.
d. Bentuk vibro (koma)
Bentuk vibro adalah bentuk seperti batang bengkok, merupakan tanda koma.
e. Bentuk spirocheta
Bentuk spirocheta adalah bentuk seperti batang berbelit-belit panjang dan banyak belitannya.1
Pada umumnya bakteri tidak memiliki klorofil. Akan tetapi beberapa jenis bakteri ada yang memiliki pigmen serupa dengan klorofil. Inti sel bakteri tidak mempunyai membran inti. Pada setiap sel bakteri, terdapat tiga komponen, yaitu dinding sel, membran sel dan sitoplasma. Dinding sel bakteri relatif kaku sehingga dapat memberi bentuk pada sel bakteri. Dinding sel ini menjaga bakteri dari kemungkinan pecah atau mengerut akibat perubahan tekanan osmotik lingkungan. Umumnya dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan, yakni suatu molekul yang mengandung rangkaian disakarida dan ikatan peptida.
Membran plasma atau plasmalema pada bakteri merupakan lapisan hialin yang tersusun atas lipoprotein. Membran plasma terletak dibagian dalam dinding sel. Membran ini merupakan pintu keluar dan masuknya zat-zat di dalam sel, seperti glukosa, asam amino, dan zat-zat metabolik lainnya yang merupakan komponen sitoplasma. Di dalam sitoplasma, terdapat inti prokariot yang merupakan pusat pengatur aktivitas sel bakteri.
Beberapa jenis bakteri mempunyai struktur tambahan, seperti flagela (tunggal:flagelum) dan pili (fimbriae). Flagela atau bulu cambuk merupakan struktur tambahan pada bakteri yang berbentuk benang dan berfungsi dalam pergerakan bakteri. Flagela dapat ditemukan pada salah satu ujung, ataupun diseluruh permukaan tubuh bakteri.
Beberapa bakteri memilki pili, yakni suatu struktur seperti rambut yang menyebar diseluruh permukaan tubuh bateri. Fungsi fili adalah sebagai alat untuk menempel pada substrat atau inang bakteri. Contoh bakteri yang memiliki fili adalah bakteri penyebab penyakit gonorrhoe yaitu Neisseria gonorrhoeae.4
Klasifikasi bakteri berbeda-beda, masing-masing dilihat dari segi fungsi, asal memperoleh makanan, dan caranya memperoleh energi. Klasifikasi bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan :
a. Bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof dalam bahasa Yunani, hetero = yang lain, trophos = memakan, sehingga artinya adalah bakteri yang makanannya berupa senyawa organik dari mikroorganisme lain. bakteri heterotrof terbagi lagi menjadi bakteri saprofit dan bakteri parasit.
Bakteri saprofit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari sisa-sisa organisme atau produk organisme lain. Sisa-sisa organisme, misalnya daun yang gugur dan kotoran hewan, sedangkan produk organisme misalnya susu dan daging. Sisa organisme atau produk organisme yang mengandung bakteri akan mengalami proses penguraian. Bakteri saprofit merupakan salah satu organisme pengurai (dekomposer di alam).
Bakteri parasit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari inangnya. Inang tempat hidup bakteri adalah tumbuhan, hewan dan manusia. Jika menimbulkan penyakit pada inangnya, bakteri tersebut disebut bakteri patogen.
b. Bakteri autotrof
Bakteri autotrof dalam bahas Yunani, auto = diri, trophos = memakan, sehingga artinya adalah bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri. Bakteri autotrof dibedakan dalam dua kelompok berdasarkan asal energi untuk mensintesis makanannya, yaitu bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.
Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi cahaya matahari untuk membuat makanannya. Jenis pigmen utama bakteri autotrof adalah klorofil dan karoten. Bakteri ini memperoleh makanan melalui proses fotosintesis.
Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi kima untuk mensintasis makanannya. Energi kimia diperoleh dari proses oksidasi senyawa anorganik.
Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk merombak makanannya agar memperoleh energi, bakteri dibedakan menjadi :
a. Bakteri aerob
Bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya. Contohnya adalah Nitrosomonas, Nitrococcus dan Nitrobacter.
b. Bakteri anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya. Energi diperoleh dari proses perombakan senyawa organik tanpa menggunakan oksigen yang disebut fermentasi. Bakteri anaerob dibedakan menjadi anaerob obligat dan anaerob fakultatif.
Bakteri anaerob obligat hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen. Oksigen merupakan racun bagi bakteri anaerob obligat. Bakteri anaerob fakultatif dapat hidup jika ada oksigen maupun tanpa oksigen.
Dari fungsinya, bakteri dikelompokkan menjadi bakteri yang menguntungkan dan yang merugikan.
a. Bakteri yang menguntungkan, bakteri ini memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Baik dari aktivitasnya maupun zat yang dihasilkan. Misalnya sebagai pengikat nitrogen bebas dengan bakteri Clostridium dan Azotobacter, untuk penghasil antibiotik dengan menggunakan bakteri Streptomyces griceus penghasil streptomisin, sebagai penghasil biosida dengan bakteri Bacillus thuringiensis, untuk membantu menghasilkan suatu produk makanan dengan menggunakan bakteri Sreptobacillus thermophilus untuk menghasilkan yoghurt.
b. Bakteri yang merugikan, bakteri merugikan bisa secara langsung dan secara tidak langsung. Misalnya : bakteri penyebab penyakit dengan bakteri Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera dan Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC, bakteri pembusuk bahan makanan dengan bakteri Pseudomonas cocovenenans pada tempe bongkrek dan Clostridium botulinum pada makanan kaleng, bakteri sulfur yang dapat mengubah besi menjadi asam sulfat yang mengakibatkan pipa besi saluran air menjadi keropos.3
2.2 Definisi bakteri Patogen
Bakteri penyebab penyakit dinamakan bakteri patogen. Sedangkan bakteri yang tidak menyebabkan penyakit dinamakan bakteri apatogen. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri tidak hanya menyerang manusia, tetapi bisa juga menyerang tumbuhan ataupun hewan. Umumnya, hanya organisme yang sangat patogen yang dapat menyebabkan penyakit, sementara sisanya jarang menimbulkan penyakit. Patogen oportunis adalah patogen yang jarang menyebabkan penyakit pada orang-orang yang memiliki imunokompetensi (immunocompetent ) namun dapat menyebabkan penyakit/infeksi yang serius pada orang yang tidak memiliki imunokompetensi (immunocompromised ). Istilah oportunis sendiri merujuk kepada kemampuan dari suatu organisme untuk mengambil kesempatan yang diberikan oleh penurunan sistem pertahanan inang untuk menimbulkan penyakit.
Pada umumnya semua patogen pernah berada di luar sel tubuh dengan rentang waktu tertentu (ekstraselular) saat mereka terpapar oleh mekanisme antibodi, namun saat patogen memasuki fasa intraselular yang tidak terjangkau oleh antibodi, sel T akan memainkan perannya. Ada beberapa substrat dan cara yang dapat digunakan patogen untuk menyerang suatu inang. Diantara penyakit tanaman bakteri bercak daun, kebakaran hawar , dan layu, hewan penyakit yang disebabkan oleh bakteri termasuk TBC , kolera , sifilis , demam tipus , dan tetanus.
Beberapa bakteri bisa menyerang jaringan secara langsung sedangkan yang lain menghasilkan zat beracun. Pertahanan terhadap bakteri berbahaya ini beberapa dapat dicegah dengan antibody, namun beberapa dapat dicegah dengan vaksinasi. Strain baru bakteri patogen lebih virulen, banyak dari mereka yang resisten terhadap antibiotic telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. Banyak percaya ini menjadi karena terlalu sering menggunakan antibiotik, baik dalam resep untuk penyakit ringan, membatasi diri dan sebagian hancur dalam pertumbuhan ternak, meningkatkan penggunaan berlebihan seperti kemungkinan mutasi bakteri. Sebagai contoh, varian dari yang biasanya tidak berbahaya Escherichia coli telah menyebabkan penyakit yang serius dan kematian korban keracunan makanan. Patogen pada manusia adalah mereka organisme yang menyebabkan penyakit pada manusia.
Beberapa virus, bakteri, protozoa, cacing bulat, pipih, dan serangga bisa hidup didalam manusia. Kebanyakan bakteri yang hidup pada kulit atau dalam usus manusia tidak berbahaya atau bermanfaat. Tetapi ada juga yang dapat menyebabkan penyakit dalam kondisi tertentu. Beberapa jenis bakteri yang dikenal bisa bersifat sebagai patogen tetapi hanya mempengaruhi sejumlah kecil manusia. Beberapa spesies sangat patogen dan mematikan untuk persentase yang tinggi dari mereka dapat menginfeksi manusia. Beberapa yang ada yang sangat menular, namun jarang menyebabkan kematian5
Bakteri patogenik memiliki karakteristik tertentu yang mereka butuhkan dan digunakan untuk menyebabkan penyakit. Ini disebut virulensi faktor yang memiliki fungsi spesifik dalam langkah-langkah yang berurutan untuk menyebabkan infeksi. Infeksi dapat dilihat sebagai miniatur pertempuran antara bakteri dan host, yang pertama kali mencoba untuk tetap hadir, untuk memberi makan dan bertambah, sementara tuan rumah sedang mencoba untuk mencegah hal ini. Infeksi yang dihasilkan adalah sebuah proses dengan tiga kemungkinan hasil: menang host dan bakteri dihapus (mungkin dengan bantuan obat) sehingga host dapat memulihkan, bakteri memenangkan pertempuran akhir dan membunuh tuan rumah mereka (contohnya bakteri infeksi sebagai penyebab utama kematian terutama bagi anak-anak dan orang tua), atau ekuilibrium tercapai di mana tuan rumah terpaksa hidup bersama bakteri dan kerusakan diminimalkan.
Ada empat sumber utama bakteri patogen di mana saja yang mendapatkan bakteri masuk ketubuh dan menimbulkan infeksi. Sumber utama bakteri patogen adalah makanan mentah seperti daging, unggas, telur, produk susu, beras, dll. Sumber lain bakteri patogen merupakan hama dan hewan peliharaan. Hama seperti kecoa, tikus, tikus, dll pembawa bakteri. Hewan peliharaan yang terinfeksi dengan kutu dan kutu juga menyebabkan penyakit pada manusia yang diakibatkan oleh gigitan kutu. Sumber bakteri patogen ketiga adalah orang-orang. Orang dapat meneruskan infeksi oleh berbagi makanan, peralatan, pakaian, bahkan berciuman dan melalui cairan tubuh yang terinfeksi dan tetesan pernafasan. Sumber terakhir dari penyakit menular melalui tanah. Tanah kaya dengan bakteri patogen yang dapat menyebabkan keracunan dan infeksi. Bahkan dapat menemukan bakteri patogen dalam air tergenang di bawah pendingin dan tangki air limbah. 4
2.3 Jenis-jenis Bakteri Patogen
Bakteri penyebab penyakit pada manusia 10:
No | Nama Bakteri | Penyakit yang dirtimbulkan |
1 | Salmonella typhosa | Tifus |
2 | Shigella dysenteriae | Disentri basiler |
3 | Vibrio comma | Kolera |
4 | Haemophilus influenza | Infulensa |
5 | Diplococcus pneumoniae | Pneumonia (radang paru-paru) |
6 | Mycobacterium tuberculosis | TBC paru-paru |
7 | Clostridium tetani | Tetanus |
8 | Neiseria gonorrhoeae | Gonorrhaeeae (kencing nanah) |
9 | Neiseria meningitis | Meningitis (radang selaput otak) |
10 | Treponema pallidum | Sifilis atau raja singa |
11 | Mycobacterium leprae | Lepra (kusta) |
12 | Treponema pertenue | Puru atau patek |
Beberapa bakteri penyebab penyakit pada hewan10 :
a. Brucella abortus : Brucellosis pada sapi
b. Bacillus antrhacis : Antraks
c. Cytophaga columnaris : penyakit pada ikan
d. Streptococcus agalactia : Mastitis pada sapi
Beberapa bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan10:
No | Nama bakteri | penyakit yang ditimbulkan |
1. | Xanthomonas oryzae | Menyerang pucuk batang padi |
2. | Pseudomonas solanacaerum | Layu pada family terung-terungan |
3. | Xanthomonas campestris | Menyerang tanaman kubis |
4. | Erwinia amylovora | Penyakit bonyok pada buah-buahan |
2.4 Kehidupan Bakteri Streptobacilus moniliformis
Streptobacillus moniliformis merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada hewan pengerat dan mamalia. Streptobacillus Moniliformis adalah bakteri fakultatif anaerob yang memiliki bentuk basil. Bakteri ini tergolong bakteri patogen. Dalam penelitian, biasanya ditemukan di nasofaring dan orofaring tikus liar. Bakteri ini akan mengakibatkan infeksi baik dari gigitan binatang pengerat (tikus) atau susu yang tercemar atau makanan lain.
Penyakit gigitan tikus telah dikenal di India selama lebih dari 2.300 tahun, tetapi baru dikenal di seluruh dunia dengan nama Rat bite fever. Kedua penyakit tersebut hampir sama, namun sindrom penyakit tersebut berbeda, disebabkan oleh Streptobacillus moniliformis atau Spirillum minus. Rat bite fever disebabkan oleh S. moniliformis yang lebih sering terjadi di Amerika Utara, sedangkan infeksi S. minus, disebut juga sebagai sodoku lebih umum terjadi di Asia. Streptobacillary rat bite fever, subyek review ini, adalah penyakit sistemik klasik yang ditandai dengan demam, ruam, migrasi polyarthralgias, dan kematian sebesar 13% bila tidak diobati.
2.5.1 Sejarah
Rat bite fever pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 1839. Pada awalnya penyakit karena gigitan tikus ini tidak dihiraukan oleh asosiasi yang ada di Amerika Serikat ini sampai akhirnya ada seseorang yang tergigit dan didalamnya ditemukan ada bakteri patogen. Pada tahun 1925, organisme tersebut diubah namanya menjadi Streptobacillus moniliformis, namun meskipun begitu beberapa laporan menyebutnya dengan nama Actinomyces atau Actinobacillus muris. Sedangkan kasus susu yang terkait wabah penyakit ini terjadi di Haverhill, MA pada tahun 1926. Organisme ini ditemukan pertama kali oleh Parker dan Hudson dan diberi nama Haverhillia multiformis. Namun ada dugaan kalau organisme tersebut adalah S. moniliformis.
Setiap tinjauan literatur mengenai demam karena gigitan tikus ini sangat rumit, karena deskripsinya yang hampir sama dengan Spirillum minus, penyebab utama demam karena gigtan tikus di Asia, atau yang lebih dikenal dengan sodoku. Banyak laporan yang membahas kedua organisme tersebut sama dan sering mengaburkan perbedaannya. Dalam kenyataannya kedua penyakit tersebut secara distribusi epidemiologinya berbeda.7
2.5.2 Klasifikasi Stretobacilus moniliformis
a. Domain : Bacteria
b. Kingdom : Bacteria
c. Phylum : Fusobacteria
d. Class : Fusobacteria
e. Order : Fusobacteriales
f. Family : : Fusobacteriaceae
g. Genus : Streptobacillus
h. Species : Streptobacillus moniliformis 9
2.5.3 Morfologi Streptobacilus moniliformis
Streptobacillus Moniliformis adalah bakteri gram negatif sangat pleomorfik, berserabut berbentuk batang dan nonmotil. Organisme biasanya diatur dalam rantai dan gumpalan kusut longgar. Ukuran bakteri ini bervariasi dalam dimensinya 0,1-0,5 µm dengan 2,0-5,0 µm hingga 10 sampai 15 µm, dengan panjang segmen melengkung hingga 100 sampai 150 µm . Mikroorganisme ini membutuhkan media yang mengandung serum darah atau cairan asites untuk tumbuh secara optimal dengan suhu antara 35 – 37 oC. S.moniliformis tumbuh dalam kondisi mikroaerofilik tetapi juga anaerobik. Streptococcus Moniliformis terbagi dalam dua jenis varian yaitu bentuk normal basil dan induksi atau spontan yang akan membentuk L dan akan menunjukkan koloni yang khas.
Spirillum minus, agen etiologi lain dari demam gigitan tikus ditemukan selama abad ke-19 dan awalnya bernama Spirocheta morsus muris atau Sporozoa muris. Namanya diubah menjadi Spirillum minus pada tahun 1924. Organisme ini adalah organisme yang berbentuk pendek tetapi tebal, merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang dengan spiral melingkar dan memiliki dua sampai enam putaran heliks. 7
2.5.4 Karakteristik Pertumbuhan
Streptococcus Moniliformis adalah organisme yang membutuhkan kondisi mikroaerofilik untuk tumbuh dan membuat mikrobiologi yang sulit untuk didiagnosa. Untuk pertumbuhan yang optimal, bakteri ini memerlukan Trypticase kedelai, agar-agar atau kaldu yang diperkaya dengan darah 20% (serum atau asites cairan). Bakteri ini tumbuh dengan lambat antara 2 sampai 3 hari dan sebagian dapat mencapai selama 7 hari. Koloni yang khas dari bakteri ini memiliki "bola kapas" dalam penampilannya pada media sedangkan koloni pada agar-agar muncul dengan bentuk melingkar, cembung, berwarna keabu-abuan, halus, dan berkilau. Setelah 5 hari pertumbuhan, beberapa koloni mungkin menunjukkan penampilan yang terlihat dalam bentuk L. 7
2.5.5 Patogenesis Streptobacilus moniliformis
Adanya patogenesis dalam S. moniliformis kurang banyak dijabarkan, karena rendahnya insiden dan tingkat kematian akibat gigitan tikus ini. Namun, dalam penemuan, organisme ini tampaknya mampu menghasilkan morfologi yang tidak lazim terkait dengan bakteri infeksi. Otopsi pada korban demam gigitan tikus menunjukkan erythrophagocytosis, hepatosplenomegali, interstisial pneumonia, dan kelenjar getah bening sinus hiperplasia. Adanya endokarditis dan miokarditis bersama dengan perubahan degeneratif pada ginjal dan hati.
Sebelum menginfeksi manusia, Streptobacillus moniliformis biasanya hidup pada hewan sebagai inang. Streptobacillus moniliformis biasanya menginfeksi tikus. Hidup pada saluran pernafasan atas seperti : kerongkongan, trakea dan telinga bagian tengah.
Streptobacillus moniliformis dapat ditularkan pada manusia melalui gigitan yang menimbulkan luka oleh hewan pembawa dan juga akibat memakan hewan pembawa
Data klinis menunjukkan bahwa S.moniliformis mungkin memiliki kecenderungan untuk menginfeksi pada permukaan sinovial dan serosa. Eksperimen infeksi dari tikus menghasilkan polyarthritis progresif, dimulai dengan fibrinopurulent eksudat dalam sendi dan periostea dalam waktu 24 jam pertama infeksi. Perubahan ini akan didominasi kehadiran makrofag pada hari keempat, diikuti oleh partikular abses dan nekrosis pada hari ketujuh. Periostitis akan mengembang dalam waktu 2 minggu dan diikuti oleh proliferasi jaringan ikat fibrosa setelah 3 minggu. Tingkat polyarthritis tergantung pada ukuran inokulum. 7
2.5.6 Epidemiologi
Lebih dari 2 juta gigitan hewan terjadi setiap tahun di
Amerika Serikat. Sebanyak 1% berasal karena gigitan tikus. Lebih dari 50% kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah anak-anak, dan secara historis mereka adalah anak-anak berusia dibawah 5 tahun yang hidup dalam kemiskinan. Sekarang tikus menjadi hewan peliharaan yang populer dan hewan obyek penelitian.
Amerika Serikat. Sebanyak 1% berasal karena gigitan tikus. Lebih dari 50% kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah anak-anak, dan secara historis mereka adalah anak-anak berusia dibawah 5 tahun yang hidup dalam kemiskinan. Sekarang tikus menjadi hewan peliharaan yang populer dan hewan obyek penelitian.
Lebih 200 kasus demam gigitan tikus telah didokumentasikan di negara ini. Korban yang paling muda dari kasus yang telah dilaporkan yaitu gigitan tikus pada bayi usia 2 bulan, dan yang paling tua dilaporkan kasus terjadi pada seorang pria berusia 87 tahun. Risiko infeksi setelah gigitan tikus tampaknya menjadi 10% dan mortalitas tingkat demam gigitan tikus yang tidak diobati adalah sekitar 13% . 7
2.5.7 Distribusi geografis
Banyak laporan dari berbagai negara mengenai bakteri S.moniliformis. Diantaranya dari Amerika Serikat, Brazil, Kanada, Meksiko, dan Paraguay. Dari kawasan Eropa laporan datang dari negara Inggris dan Perancis. Sedangkan laporan sporadis datang dari negara Norwegia, Finlandia, Jerman, Spanyol, Italia, Yunani, Polandia, Denmark, dan Belanda. Di Australia dan Afrika juga terdapat beberapa laporan mengenai S.moniliformis. Terdapat satu laporan tentang sodoku dari Kenya dan dua kasus tupai yang terkena gigitan terkait penyakit ini di Nigeria yang mungkin disebabkan karena telah meremehkan keberadaan S. moniliformis.
Di Amerika Serikat, laporan paling awal berasal dari bagian timur dari negara tersebut. Namun, S.moniliformis sekarang tampaknya telah bermigrasi ke Pantai Barat. 7
2.5 Bahaya Bakteri Streptobacilus moniliformis
2.5.8 Infeksi pada hewan
Tikus merupakan resevoir alami yang dominan pada S.moniliformis yang mirip dengan bagian tumbuhan komensal pada saluran pernapasan bagian atas tikus.
Tikus sehat memiliki kerentanan terhadap S.moniliformis antara 10% sampai dengan 100%. Sedangkan tikus liar memliki kerentanan terhadap S.moniliformis sebesar 50% sampai dengan 100%.
Tikus dapat menunjukkan gejala infeksi dengan adanya S.moniliformis mulai dari limfadenitis septik untuk polyarthritis dan multiorgan microabscesses yang menyebabkan septikimia, cachexia dan kematian.
S.Moniliformis dapat bertahan pada tikus berkisar lebih kurang enam bulan. Gigitan tikus yang mengandung S.moniliformis dapat menyebabkan demam. Tetapi resiko pada gigitan tikus liar sedikit berbeda.
Infeksi S.moniliformis juga terdapat pada binatang selain tikus. Misalnya gerbil, musang, kucing dan anjing. 7
2.5.9 Infeksi pada manusia
Terdapat sedikit kasus Infeksi S.moniliformis pada manusia melalui gigitan tikus peliharaan dibandingkan dengan tikus liar. Dalam penelitian, resiko dari gigitan tikus peliharaan adalah 10 – 100 % dan untuk gigitan dari tikus liar mencapai 50 – 100%. Namun, tidak semua infeksi S.moniliformis disebabkan oleh gigitan tikus. Infeksi S.moniliformis dapat juga melalui paparan kotoran dan air liur dari binatang, dapat pula dari susu yang tercemar atau pada makanan lain. 7
|
Penyakit akibat gigitan dari tikus atau paparan kotoran yang tercemar S.moniliformis adalah penyakit klasik yang sistemik yang gejalanya ditandai dengan menggigil, demam dan kaku. Penyakit ini menyerang saluran pernafasan bagian atas. Gejala berikutnya adalah sakit kepala, mual, muntah, sakit tenggorokan dan mialgia berat.8 Masa inkubasi gigitan ini berkisar antara 3 sampai 10 hari. Demam bisa mencapai 38 oC – 41 oC. Demam mungkin akan turun dalam 3 sampai 5 hari setelahnya, tetapi demam tersebut dapat kambuh kembali. Apabila keterlambatan pengobatan akan mengakibatkan penyakit endokarditis bakteri, perikarditis, tenosynovitis, fokal abses jaringan lunak atau otak. Rata-rata 7 – 10% dari kasus yang ada tidak dilakukan pengobatan. 7
2.6 Cara Pengobatan dari infeksi Streptobacilus moniliformis
Cara mengobati penyakit akibat gigitan tikus ini adalah dengan menggunakan obat penicilin. Penicilin adalah salah satu antibiotik untuk pengobatan demam pada infeksi S.moniliformis yang diakibatkan oleh gigitan tikus. Pengujian antibiotik pada infeksi S.moniliformis dengan metoda difusi biasanya menunjukkan kepekaan terhadap penicilin, sefalosporin, carbapenems, aztreonam, klindamisin, eritromisin, nitrofurantion, bacitracin, terasiklin, teicoplanin dan vankomisin.
Bila ada alergi terhadap penicilin maka dapat diatasi dengan pemberian streptomisin dan tetrasiklin. Sefalosporin juga dapat digunakan sebagai antibiotik jika penicillin sudah tidak mungkin digunakan. 7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demam karena gigitan tikus yang disebabkan oleh bakteri S.moniliformis kurang diakui karena rendahnya laporan terhadap kasus ini walaupun angka kematian dari penyakit ini dapat mecapai 13% apabila tidak diobati.Gejala dari adanya infeksi akibat S.moniliformis adalah adanya demam dan kaku yang kemudian disertai dengan gejala berikutnya yaitu sakit tenggorokan, sakit kepala dan mual. Pengobatan untuk infeksi ini bisa dilakukan dengan pemberian penicilin karena bakteri ini rentan terhadap penicilin. Namun, keterlambatan pengobatan dan kesalahan diagnosa menjadikan penicilin tidak efektif dan tidak mampu mengobati.
3.2 Saran
3.2.1. Menjaga kebersihan lingkungan bersih dari tikus, sehingga dapat menghindari terkena gigitan tikus yang memungkinkan membawa infeksi S.moniliformis.
3.2.2. Apabila tergigit oleh tikus dan menampakkan gejala terinfeksi S.moniliformis, segera ke dokter dan melakukan pengobatan dengan menggunakan penicillin.
DAFTAR PUSTAKA
- Adam, Syamsunir. Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. 1992
- Abdurahman, Deden. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Grafindo Media Pratama : Bandung. 2008
- Fardiaz, Srikandi. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka : Jakarta. 1992
- Aryulina, Diah. Muslim, Choirul. Winarni, Endang Widi. Manaf, Syalfinaf. Biologi 1 SMA dan MA. Penerbit Erlangga : Jakarta. 2004
- Firmansyah, Rikky. Mawardi, Agus. Riandi, Umar. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. PT Setia Purna : Bandung. 2009
- Handayani N. Buku Kantong Biologi SMA. Yogyakarta: Pustaka Widyatama; 2010.
7. Elliot SP. Rat Bite Fever and Streptobacillus moniliformis. Clin. Microbiol. Rev.[journal]2007 [update 2007 January 20 ; cited 2012 Mai 5] 20(1):13.Availablefrom:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1797630/
8. Raw Milk Contaminants and Pathogens.[internet]2004 [cited 2012 Mai 5] Available from: www.bccdc.ca/NR/.../RawMilkPathogens.pdf
9. Streptobacillus moniliformis.2008[cited 2012 Mai 5].Available from:http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CH4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fmikrobia.files.wordpress.com%2F2008%2F05%2Fstreptobacillus-moniliformis.pdf&ei=ErOrT8DTFO27iAfYtNTVAw&usg=AFQjCNE4dbMQ06RaE85BKuBcaV4WwWNSCw&sig2=ttQv_YovNFiBdyAjpt_Mjq
10. Bakteri bagian II.[internet]2011[cited 2012 Mai 5] Available from: http://alpasix.wordpress.com/2011/03/27/bakteri-bagian-ii/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar